Pendakian Gunung Merbabu
Berikut Tips dan Saran Sebelum Pendakian
Wekas, Selo, Chuntel, Thekelan, Suwanting
Pendakian Gunung Merbabu selalu bisa membuat kesan tersendiri bagi para
pendakinya, hal inilah yang menjadikan gunung ini menjadi salah satu
gunung favorit bagi para pendaki, selain karena aksesnya yang mudah
dituju juga sepanjang jalur perjalanannya kita akan disuguhi pemandangan
yang sangat indah.
Untuk mendaki gunung Merbabu kita bisa melalui 5 jalur yaitu :
1. Jalur Selo (Boyolali)
2. Jalur Wekas (Magelang)
3. Jalur Cunthel (Magelang)
4. Jalur Thekelan (Magelang)
5. Jalur Suwanting (Magelang, jalur baru)
Dan untuk kali ini saya ingin membahas tentang jalur Selo, karena jalur
ini dinilai paling mudah diakses dan paling populer, pemandangannya juga
lebih indah.
Untuk menuju basecamp pendaki Gunung Merbabu via Selo kita harus naik
bus jurusan Magelang-Boyolali kemudian turun di Polres Selo. Setelah
turun dari Selo perjalanan dilanjutkan dengan naik ojek, karena tidak
ada lagi angkutan yang menuju basecamp, jika ingin menghemat bisa juga
dengan jalan kaki tetapi sedikit menguras tenaga.
Setelah perjalanan naik ojek selama kurang lebih 15 menit dengan jarak
3km, sampailah kita di basecamp gunung Merbabu, lokasinya tepat sebelum
gapura gerbang pendakian. Ada papan penujuk di depan basecamp sehingga
para pendaki bisa dengan mudah menemukannya.
|
Suasana sekitar basecamp |
Setelah sampai di basecamp kita dapat melakukan registrasi dengan tarif
Rp 16.000 per orang. Jika menitipkan motor dikenai biaya Rp 5000 per
motor. Untuk registrasi cukup menggunakan KTP, SIM, atau kartu
identifikasi lain, sebagai pendataan. Untuk batasan jumlah pendaki,
gunung Merbabu tidak diberlakukan sistem kuota, jadi pendaki tidak usah
repot-repot mendaftar jauh-jauh hari terlebih dahulu. Cukup datang
dengan membawa kartu identitas saja.
Kecuali jika ada sesuatu hal yang bersifat darurat, seperti cuaca yang
ekstrim, kebakaran hutan, terjadi longsor di jalur pendakian, DLL. maka
kemungkinan pendakian ditutup.
|
Gerbang pendakian gn. Merbabu |
|
Jalur awal pendakian masih rimbun, menerobos hutan |
Dari basecamp perjalanan dimulai dengan melewati gerbang pendakian
Gunung Merbabu jalur Selo. Setelah itu kita akan berjalan di tengah
hutan pinus yang biasanya digunakan sebagai camping ground. Dari sini
jalur pendakian masih terbilang cukup landai dan jelas karena sepanjang
jalan menuju Pos 1 terdapat banyak petunjuk arah yang bisa menuntun
kita. Untuk menuju Pos 1 diperlukan waktu sekitar 1 jam perjalanan.
Pos 1 sendiri berupa sebidang tanah yang bisa kita gunakan untuk
mendirikan beberapa buah tenda saja. Pos ini terletak di tengah hutan
sehingga pemandangan terhalang oleh pohon-pohon. Di pos 1 juga tidak ada
bangunan atau shelter yang bisa kita buat berteduh ketika hujan, selain
itu juga tidak ada sumber mata air disini.
Selepas Pos 1 menuju Pos 2 perjalanan dimulai dengan jalur yang masih
landai yang membentang di tengah hutan tropis yang udaranya sejuk. Di
tengah perjalanan kita akan menemukan pos bayangan. Sebelum pos bayangan
ada tanjakan yang cukup terjal dan ini adalah trek terberat selama
perjalanan menuju Pos 2. Diperlukan waktu sekitar 45 - 60 menit
perjalanan untuk sampai di Pos 2.
Kondisi Pos 2 hampir sama dengan Pos 1 hanya berupa sebidang tanah tanpa
adanya shelter. Pos ini juga berada di tengah hutan jadi masih tidak
ada pemandangan yang bisa dilihat.
Setelah itu perjalanan dilanjutkan menuju Pos 3 yang kali ini jalur
pendakian sudah mulai terbuka dan sudah mulai sedikit menanjak. Disini
kita sudah bisa menyaksikan pemandangan lembah pegunungan dan bunga
edelweiss yang tumbuh di lereng gunung. Untuk sampai di Pos 3 diperlukan
waktu sekitar 30 - 45 menit.
Pos 3 ini berupa tanah datar yang cukup luas. Di pos ini pendaki bisa
mendirikan banyak tenda. Disini medannya terbuka sehingga angin akan
berhembus kencang karena tidak adanya pohon. Pemandangan di Pos 3 ini
sangat indah dengan view Gunung Merapi yang mulai terlihat dengan jelas,
nampak berdiri dengan gagah.
|
Edelweis dengan background gn. Merapi |
|
Jalur pendakian semakin gersang |
Untuk menuju Pos 4 kita harus melewati jalur yang bisa dibilang paling
terjal sepanjang pendakian via Selo. Jalur yang dilewati berupa tanah
merah yang sangat berdebu ketika musim kemarau dan akan sangat licin
ketika hujan. Banyak percabangan di sepanjang jalan, tapi semua kan
kembali mejadi satu sebelum tiba di Pos 4. Sebelum Pos 4 kita akan
melewati sebuah tanah lapang yang bisa kita gunakan untuk mendirikan
tenda. Pemandangan sepanjang perjalanan sangatlah indah dengan
pemandangan padang savana yang membentang luas. Dibutuhkan waktu sekitar
1 jam untuk sampai di Pos 4.
|
Jalur terjal dengan vegetasi terbuka |
|
Keadaan jalur yg gersang, tidak ada tempat untuk meneduh dari sengatan matahari |
Pos 4 sering disebut Sabana 1 karena memang pos 4 terletak di pinggir
sabana yang luas dan indah. Di pos 4 juga tidak ada shelter untuk
berteduh. Biasanya para pendaki mendirikan tenda di dekat pohon untuk
melindungi dari terpaan angin yang berhembus kencang.
|
Sabana 1 penuh dengan tenda yang warna-warni |
|
Jalur makin terjal, kalo kemarau berdebu tp kalo penghujan licin |
Selepas pos 4 perjalanan dilanjutkan menuju Pos 5 atau banyak yang
menyebutnya Sabana 2. Di sepanjang perjalanan kita akan melewati
pemandangan yang menawan dan akan terlihat sabana 1 yang begitu indah
jika dilihat dari tempat yang lebih tinggi. Kita harus melintasi padang
yang terbuka dengan waktu sekitar 30 menit untuk sampai di Pos 5.
|
Padang Sabana yang luas |
|
Jalur yang terjal namun pemandangannya luar biasa |
Pos 5 letaknya berada di pinggir sebuah sabana. Di Pos 5 biasanya para
pendaki mendirikan tenda untuk menginap sebelum dini hari melanjutkan
perjalan ke puncak.
Sepanjang perjalanan menuju puncak kita akan menemukan banyak bunga
edelweiss yang sangat indah. Jalur yang dilalui terus menanjak hingga
sampai ke puncak. Jalur berada di area yang terbuka sehingga kabut dan
angin langsung menerjang kita. Untuk sampai di puncak membutukan waktu
sekitar 1 jam.
|
Sabana 2 |
Puncak Kenteng Songo adalah puncak paling tinggi diantara 7 puncak di
Gunung Merbabu. Dari sini kita dapat melihat Gunung Merapi yang berdiri
dengan gagah di sebelah selatan.
|
Gn. Merapi terlihat dari puncak Kenteng Songo |
|
Perjalanan turun kita akan disuguhi pemandangan yang indah, nampak gn. Merapi terlihat jelas |
Tips dan saran sebelum pendakian:
* Gunung Merbabu termasuk gunung dengan kondisi medan terbuka, artinya
sepanjang pendakian jarang ditemui hutan yang lebat, sebagian besar
padang sabana, jadi untuk menghindari sengatan terik matahari, membawa
krim sunblock hukumnya wajib, pakai pakaian yang tertutup, topi rimba
dan jangan lupa bawa payung lipat.
* Cuacanya cukup ekstrim, jika siang terasa sangat panas, tetapi jika
malam sangat dingin, antisipasi dengan sleeping bag, pakaian hangat.
Agar wajah dan hidung tidak pecah dan mengelupas sebaiknya oleskan
lotion pelembab dan lindungi hidung dengan kapas yang ditempel dengan
plester, jangan pakai salonplas.
* Jalur sabana biasanya banyak percabangan dan banyak bekas aliran air
hujan yang mirip dengan jalur, hal ini sangat mudah menyesatkan pendaki,
jadi sebaiknya perjalanan dilakukan siang hari, kecuali jika musim
pendakian atau jalur ramai.
* Perjalanan ke puncak membutuhkan waktu sekitar 6-7 jam, jadi untuk
menghindari terik matahari sebaiknya start mendaki sekitar pukul
13.00wib (sehabis dzuhur), dengan asumsi menjelang maghrib sudah bisa
membuka tenda di pos 5, dan besoknya melanjutkan pendakian lagi sekitar
pukul 03.30 wib dini hari, agar bisa melihat Sunrise di puncak.
* Di puncak banyak terdapat kera-kera liar, sebaiknya hati-hati dan
jangan biasakan memberi makanan pada mereka, agar tidak terbiasa makan
makanan manusia.
* Untuk logistik bisa berbelanja di pasar Selo. Karena disini sangat
lengkap mulai dari pasar tradisional, minimarket, ATM, warung makan dan
juga kantor polisi.
* Untuk air sebaiknya bawa dari basecamp, karena disepanjang jalur tidak ditemui mata air.
* Jangan lupa sampah dibawa turun
Selamat mendaki, salam rimba salam lestari...
=====================================